Rabu, 08 Desember 2010

Cerpen tugas Bahasa....

Namanya anak sekolahan kelas 3 SMA itu gak bakalan jauh dari yang namanya TUGAS/PR...
Ada yg susah, gak jelas, ngeribetin, ngerepotin itu sdh biasa, apalagi menjelang akhir semester.. ampun dah...
Singkatnya aku ada tugas nulis cerpen, ni tugas selesai dan sdh dikumpul(gk tawu deh nilainya berapa ya) yang pasti daripada ni cerpen gak jelas nasibnya.. mending ku share deh di blog.. sekalian menuh2in blog juga, hehe... n_nb

Cerpen ini menceritakan pengalaman pribadi yang nyata saat bersama sahabat-sahabatku... Tapi gak 100% bener sih, ada bagian-bagian yg ku tambah-tambahkan.. Oke, ini dia cerpennya....

Buka Puasa di Hoshitei
Cerpen Al Ridho Z.

Liburan sekolah saat bulan ramadhan telah tiba, menurutku ini adalah liburan yang menyenangkan. Aku dengan kedua sahabat baikku, Angga dan Galih sudah berencana untuk buka puasa bareng di sesuatu tempat. Namun kami masih bingung untuk menetapkan tempat untuk kami berbuaka puasa. Di Facebook, kami jadikan tempat rapat praktis untuk menentukan tempat kami berbuka puasa.

Aku menuliskan sesuatu ke dinding Facebook Angga, “Maunya buka puasa dimana?”

Tak lama ia membalas, “Gimana kalau buka bareng di mall e-Walk dho? Mall yang baru itu?”

“Boleh-boleh… Tapi Galih sudah tahu?”

“Sudah, dia setuju-setuju saja”

“Okelah kalau begitu…”

Hari H pun tiba. Aku dan Angga dijemput Galih dengan mobil sedannya. Meskipun dia belum punya SIM, aku tak khawatir sedikitpun. Tetapi kami semua berharap agar mobil yang kami tumpangi tidak ditilang polisi saat di tengah perjalanan. Sekitar jam lima sore, kami pun tiba. Kami bertiga langsung mengelilingi mall mencari tempat untuk berbuka puasa. Beberapa restoran sudah nampak penuh oleh pengunjung, namun hanya restoran mahal yang terlihat sepi.

“Eh, buka puasa dimana nih…? Capek keliling terus” ucap Galih.

“Iya, nanti keburu waktu buka berbuka tiba loh!” tutur kataku.

“Gimana kalau kita coba di restoran ini?” tanya Angga, Sambil menunjuk ke arah salah satu restoran.

“Hoshitei… Ini restoran Jepang ya?” ucap Galih.

“Bukan! Rumah makan Padang…! Ya restoran Jepanglah, sudah tahu nanya lagi kamu!” jawabku.

“Oh, iya-ya” sahut Galih sambil tersenyum dan menggaruk-garuk kepalanya.

Singkatnya kami bertiga pun masuk ke dalam restoran dan duduk di salah satu meja restoran yang masih kosong. Tak lama kemudian, seorang pelayan menghampiri kami dan membawa tiga buah buku menu makanan. Serentak kami bertiga melihat-lihat dan memilih menu apa yang akan kami pesan. Di dalam buku menu tersebut terdapat banyak makanan khas Jepang berserta keterangannya, ada sushi, sashimi, tempura, teriyaki dan sebagainya. Hanya saja tak diterangkan harga-harga makanan tersebut. Itu membuatku bingung untuk memilih makanan yang pas dengan isi dompetku.

“Mbak, saya pesan Nasi Udonnya ya, sama minumnya jus mangga aja.” ujar Angga kepada pelayan restoran Hoshitei itu.

Setelah pelayan itu selesai mencatat apa yang di pesan Angga, pelayan itu bertanya dengan ramah sekali kepada Galih yang sedang terlihat bingung memilih menu makanan, “Mas mau pesan apa?”

“Saya pesan nasi goreng selimut ini aja, mbak.” Kata Galih sambil menunjuk foto makanan yang ada di buku menu yang di pegangnya.

“Minumnya apa mas?”

“Jus alpukat,”

“Kamu pesan apa dho?” sahut Angga kepadaku.

“Oh, saya sama seperti teman saya, nasi goreng apa tadi lih!?”

“Nasi goreng selimut!”

“Iya itu, nasi goreng selimut. Saya pesen minumannya Coca-cola.”

Lalu pelayan itu membacakan apa saja yang sudah kami pesan, “Boleh saya ulang pesanannya, nasi Udon satu, nasi goreng selimut dua, jus mangga satu, jus alpukatnya satu, Coca-cola satu. Mohon ditunggu sebentar ya pesanannya.”

Setelah pelayan itu pergi, kami bertiga langsung bercakap satu sama lain. Mengenang masa-masa saat kami masih SMP. Karena kami bertiga sudah bersekolah di tempat yang berbeda, jadi saat berkumpul seperti ini amat terasa sangat langka sekali. Karna salama ini kami hanya bersilaturahmi antara satu sama lain hanya dengan media internet atau SMS, dan sangat jarang sekali bertemu. Setelah kami bercakap-cakap satu sama lain, tak terasa waktu berbuka puasa tiba. Makanan yang kami pesan pun sudah siap untuk disantap. Kami pun berbuka puasa, dan menyantap makanan pesanan masing-masing.

Setelah kami semua menghabiskan makanan kami, aku dengan pelan-pelan kami membahas tentang berapa kira-kira semua harga makanan yang kami pesan, aku beranggapan bahwa menu makanan yang kami pesan pasti tidak murah. Itu jelas, karena ini makanan restoran, bukan makanan warteg.

“Eh, kira-kira mahal gak nih?” tanyaku dengan nada bicara pelan.

“Kelihatannya sih mahal dho!” jawab Galih sambil menakut-nakutiku.

“Ih, yang bener, aku takut uang ku gak cukup nih buat bayar” (gelisah)

“Hayu dho, eh kira-kira menu siapa yang paling mahal?” tanya Angga spontan.

“Kayaknya menumu deh ngga” tebak Galih.

“Ah masa!?” jawab Angga tak percaya.

Setelah percakapan itu perasaanku mulai terasa tak enak, bagaimana jika uang yang ku bawa tak cukup untuk membayar makanan yang ku pesan. Aku mulai membayangkan bagaimana aku harus membayar kekurangannya, semua hal itu mulai memporak-porandakan pikiran dan perasaanku saat itu. Namun nampaknya Angga lebih terlihat gelisah karena hanya dia yang memilih menu yang terlihat mahal, dan Galih, nampaknya terlihat biasa-biasa saja, mungkin karena dia membawa uang lebih banyak daripada aku dan Angga. Kemudian aku suruh Galih untuk meminta bill kepada pelayan restoran. Saat itu aku mulai berdoa di dalam hati, semoga jumlah yang dibayar tidak melebihi isi dompetku. Tak lama seorang pelayan dari arah meja kasir datang mengantarkan bill yang kami minta, lalu kembali ke meja kasirnya. Perlahan-lahan kami mencoba membuka buku bill berwarna hitam dan tebal itu, terlihat ada secarik kertas struk. Aku pun dengan gesit mengambil dan melihat jumlah tagihan yang harus kami bayar.

“Hah!?” ucapku spontan.

“Kenapa dho? Berapa semuanya?” tanya Angga dan Galih bersamaan.

“Cuma 78 ribu” ucapku lega.

“Hah masa!? Coba sini liat. Eh iya bener.”

Kemudian kami mengumpulkan uang untuk masing-masing dan membayarnya, lunas. Jumlah yang harus kubayar ternyata tak sebanyak seperti yang ku kira sebelumnya. Sebenarnya dibalik semua ini, ada sesuatu yang mengganjil dari struk pembayaran itu. Menu makanan yang Angga pesan, nasi udon. Tak tercantum dalam struk pembayaran. Itu jelas membuat tagihan makanan kami menjadi cukup murah. Dan kami bertiga telah sepakat untuk tak memberitahukan kesalahan itu kepada pelayanan restoran Jepang itu. Di samping itu kami pun mendapatkan pengalaman baru yang takkan kami lupakan dari restoran Hoshitei.

Ya begitulah ceritanya, meskipun masih kurang bagus..
Tapi lmynlah buat menuh-menuhin blog...
Hehe, thank's yah buat yg udh baca... ^^b

Selasa, 07 Desember 2010

Sudah akhir tahun

(postingan terbaru setelah vakum)
Yap! harap dimaklumi... saya kan seorng pelajar yg lagi sibuk2nya les dan bimbel...
Jadi gak ada wkt utk ngurus blog...
Irionisnya, Blog ini jadi terlantar begitu saja....

Maaf ya blog...!!
Sorry-11 Pictures, Images and Photos
(gomenasaaiii~~~)

Gak terasa ya sdh desember...
Prasaan baru kemaren tahun baruan...
Tak terasa waktu berjalan dgn begitu cepatnya...
Mana taon depan jga aku sdh UNAS...
Hwaaaaa....!!!!!!
Cepet banget yah,
Aduhhh...
Semester 2 pasti lebih berat...
Tapi harus tetep optimis...
Untuk bisa lulus!!! Yeah..
Aku pasti bisaaaaa... ^^b